Selasa, 31 Mei 2011

Semangat masih tampak begitu kuat diwajahnya, walau berkaca-kaca ia bercerita, Mariani namanya. Mahasiswi ini adalah korban kebakaran pada hari selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 09.30 WITA yang akhirnya menewaskan adiknya (Alm. Suandi = 16 tahun).
“Pagi itu sepi, Ayah saya baru sembuh dari sakitnya dan tumben keluar rumah,” ceritanya. “Waktu itu hanya dua orang yang tinggal di dalam, pertama itu Sudirman (20 tahun), kedua adalah Alm. Suandi” kenangnya. “Sudirman sedang ketiduran dan waktu bangun  tiba-tiba apinya sudah besar, sontak ia kemudian lompat dari kamarnya yang berada di lantai dua” lanjutnya. “sedangkan Alm. Suandi diketahui meninggal setelah api padam”.

Matanya mulai berkaca-kaca. Ups..
Akhirnya topik wawancara kami alihkan ke pemberian santuan dari DASI.
Setelah pemberian santuan, Mariani bercerita bahwa ayahnya (Bapakm Hamdi)adalah seorang pedagang di pasar kebon roek, Ibunya (Ibu Nurmah) hanyalah Ibu rumah tangga, dan ia memiliki 6 saudara.  Sekarang mereka numpang tinggal dirumah keluarganya yang berlokasi di Arong-arong Ds. Agung, sekitar 100 meter dari lokasi rumahnya yang terbakar.
Mahasiswi AKPER ini sangat tegar, walau kemudian suaranya kadang-kadang agak lirih tertahan kesediahan.
Kunjungan kami berakhir, kunjungan singkat  tersebut pastilah tidak dapat membayar seluruh derita keluarga Mariani, namun setidaknya ada sedikit senyum yang dapat kemi berikan kepada mereka, yakni Senyum optimisme.
“janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf : 87)

0 komentar :

Posting Komentar